Penerbit : PT. Mizan Pustaka.
Tahun terbit : Mei 2015 (Cetakan ke-I edisi diperkaya)
Tebal : 196 halaman
Sekarang ini, banyak sekali sekolah yang bukannya membangun keunggulan siswa melainkan malah membunuh banyak potensi-potensi yang ada pada siswa. Setelah diteliti oleh penulis, mayoritas sekolah di Indonesia berpredikat “sekolah robot” bukan "sekolah manusia" karena tidak menghargai kecerdasan yang dimiliki siswanya. Dalam buku ini penulis bertujuan untuk menjelaskan apa sebenarnya yang salah dengan sistem pendidikan dan metode pembelajaran di Indonesia. Selain itu penulis juga bertujuan untuk memberi solusi dari permasalahan dalam sistem pendidikan Indonesia saat ini dengan menguraikan apa yang dimaksud dengan Multiple Intelligences System.
BAB I – BUKAN MEREKA YANG BERMASALAH
1. Dalam memilih sekolah, orangtua pertama akan melihat kemasannya. Tidak peduli bagaimana sistem pendidikan yang diterapkan di dalam sekolah tersebut. Apabila pengelola sekolah hanya membangun sistem pendidikan yang bagus tetapi kemasan sekolah (nama, dll) belum diperbarui dan diperbaiki maka orangtua tetap saja akan fokus dengan citra buruk yang sudah melekat pada sekolah tersebut.
2. Menekankan “The Best Process”, Bukan The Best Input
Pada contoh sekolah yang telah menerapkan multiple intelligences system, mereka berani menerima siswa baru tanpa tes. Mereka menerima siswa baru hanya menggunakan Multiple Intelligences Research (MIR) yang hasilnya akan digunakan untuk menganalisa/mempelajari gaya belajar siswa. MIR juga diterapkan setiap kenaikan kelas.
3. Multiple Intelligences System adalah teori dari Howard Gardner, seorang psikolog dari Harvard University. Metode MIS mendeteksi gaya belajar siswa, memahami apa yang siswa mau dan memanusiakan manusia.
4. Jumlah siswa tiap kelas pada sekolah yang menerapkan sistem MI tidak dapat diprediksi atau ditentukan, karena setiap anak memiliki gaya belajarnya masing-masing.
5. Tidak ada satu orang pun di dunia yang memiliki karakteristik yang benar-benar sama. Sistem pendidikan di Indonesia cenderung menyamaratakn standar kecerdasan satu siswa dengan yang lainnya.
6. MIS tidak mengenal istilah siswa bodoh, karena setiap siswa memiliki kesempatan untuk menjadi juara dengan gaya belajarnya masing-masing.
0 $type={blogger}:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang santun